Monday, April 27, 2009

Bisnis Pendidikan Kristen

Pendidikan Kristen bertanggung jawab untuk mengubah jiwa manusia. Sebagaimana arti pendidikan dipahami sebagai “memimpin keluar,” maka pendidikan Kristen adalah memimpin jiwa manusia keluar dari ketidakbenaran menuju kepada kebenaran. Tetapi mengapa kebenaran? Mengapa selama bertahun-tahun orang-orang bergelut untuk meraih kebenaran? Pontius Pilatus bertanya kepada Yesus “Apakah kebenaran itu?” (Yohanes 18:38). Tetapi Yesus berkata kepada murid-muridnya bahwa “kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yohanes 8:32). Banyak orang tidak memahami apa itu kebenaran. Kisah tentang penemuan kebenaran tidak pernah berakhir. Usaha tersebut meguras seluruh waktu, energi, hasrat, dan bahkan menantang inti keberadaan kita. Entah bagaimana jiwa kita gelisah ketika kita berkelana di dunia ketidakbenaran. Seperti yang dipahami banyak orang, teristmewa mereka yang bekerja keras di sekolah, universitas, pusat penelitian, institut, danseterusnya, bahwa pendidikan mengurus pembongkaran kebenaran. Kita hanya dapat menemukan kelegaan melalui penemuan kebenaran, meskipun kebenaran yang kita temukan hanyalah penggalan kecil dari keseluruhan. Namun pertanyaan yang diajukan Pontius Pilatus tetap: “Apakah kebenaran itu?”

Merupakan hal yang ironis bahwa seorang pejabat tinggi dalam suatu bangsa terbesar di dunia pada zaman Yesus, tidak mengetahui kebenaran. Dunia Greco-Roman mengikuti jejak Sokrates dalam perjalanannya mencari kebenaran, namun setelah 400 tahun, orang-orang berkedudukan tinggi yang oleh Plato disebut raja-raja filsuf, tidak mengetahui kebenaran. Kitab Yohanes ditulis dengan mempesona menggunakan ironi di setiap sudut. Bukan hanya “raja-raja filsuf” yang tidak mengetahui kebenaran, tetapi juga mereka yang dianggap sebagai pemimpin-pemimpin rohani kaum Yahudi, yang diidentifikasi sebagai orang-orang yang dekat dengan kebenaran karena di tangan mereka dipercayakan firman yang diwahyukan Allah. Apakah kebenaran itu? Jika kita membaca di dalam Yohanes 8:31-32, maka kita akan menemukan sesuatu yang menarik: 31Maka kata-Nya kepada orang–orang Yahudi yang percaya kepadaNya, “Jikalau kamu tetap di dalam Firman-Ku kamu benar-benar adalah murid-Ku. 32 dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan mememerdekakan kamu.” Yohanes menyebutkan bahwa Yesus mengatakan kata-kata ini kepada mereka yang percaya. Ini berarti bahwa Ia tidak mengatakan hal ini kepada mereka yang tidak percaya. Ironis bahwa mereka yang mengira mereka mengenal kebenaran, sebenarnya tidak mengenal kebenaran, dan alasannya sederhana, karena mereka tidak percaya dan tidak tetap di dalam pengajarannya dan dengan demikian mereka bukan murid-murid-Nya. Dalam kata lain, hanya murid-muridnya yang mengenal kebenaran.

Orang-orang akan memrotes dan bertanya: ”Jadi hanya orang Kristen yang tahu kebenaran?” Tentu tidak, jika kebenaran yang kita maksudkan mencakup semua penggalan-penggalan kebenaran yang dapat kita pegang. Dalam hal itu, kita harus lanjut dan berkata bahwa orang ateis pun tahu sebagian kebenaran. Jadi apa artinya bahwa mereka yang tidak percaya dan berpegang kepada firmanNya tidak mengetahui kebenaran? Kita kembali melihat kitab Yohanes ketika Yesus berdoa bagi murid-muridnya. “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran” (Yohanes 17:17). Sangatlah menarik membaca kitab Yohanes, terutama jika kita memperhatikan permainan katanya. Pada pasal pertama, Yohanes mengidentifikasikan Yesus Kristus sebagai Firman . Yesus sendiri menegaskan bahwa Dia adalah jalan, kebenaran dan hidup” (Yohanwa 14:6). Jadi, jika kita mencoba menyimpulkan arti kebenaran sebagai mana dipahami dalam kitab Yohanes, maka kita harus menemukan bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, pengajaran Yesus adalah kebenaran, dan dengan demikian pengajaran Yesus adalah Firman Tuhan, dan lebih dari itu Yesus adalah Firman dan Ia adalah kebenaran. Dan “kebenaran akan memerdekakan kamu” (Yohanes 8:32).

Orang-orang ateis mungkin mengetahui sebagian kebenaran, tetapi kebenaran itu tidak dapat memerdekakan mereka. Hanya kebenaran di dalam Kristus Yesus lah yang dapat memerdekakan orang, karena kebenaran di dalam Kristus adalah Firman itu sendiri, dan Firman yang menjadi manusia adalah Penebus dunia. Orang ateis, orang yang tidak percaya, kemungkinan mengetahui sebagian kebenaran, namun mereka tidak mengetahui kebenaran yang khusus ini, satu-satunya kebenaran yang membawa kepada hidup yang kekal, satu-satunya kebenaran yang mematahkan belenggu dosa dan memerdekakan manusia dari perbudakan. Syarat untuk mengetahui kebenaran ini sebenarnya sangat sederhana, sehingga kita hanya perlu melakukan satu pekerjaan: ”Pekerjaan Allah adalah ini: percaya kepada Dia yang telah diutus Allah” (Yohanes 6:29). Untuk mengenal kebenaran yang dapat memerdekakan kita, kita hanya perlu percaya dan tinggal dalam pengajaran Yesus.

Inilah fungsi pendidikan Kristen. Pendidik-pendidik Kristen dipanggil untuk memberitakan kebenaran, mengajarkan kebenaran kepada dunia, dan mereka yang percaya dan tinggal dalam pengajaran tersebut akan dimerdekakan. Semua kebenaran adalah kebenaran Allah. Ini merupakan tugas para pendidik Kristen untuk mengintegrasi penggalan-penggalan kebenaran menjadi keseluruhan yang terintegrasi dalam Kristus Yesus. Orang-orang dari seluruh dunia tidak dapat berhenti mengejar kebenaran. Kita dilahirkan untuk lapar dan haus akan kebenaran. Tak ada filosofi, tak ada agama, dan tak ada suatu apa pun di dalam dunia ini yang dapat memungkiri kebutuhan kita akan kebenaran. Hal ini disebabkan oleh natur kita yang Imago Dei sehingga kita tidak dapat lari dari pencarian kita akan kebenaran. Bagaimanapun juga, kita diciptakan menurut gambar Allah, yaitu Yesus Kristus. Dan ketahuilah bahwa Yesus Kristus adalah KEBENARAN.

Alihbahasa:
STL

No comments: