Monday, April 27, 2009

Bisnis Pendidikan Kristen KeEmpat: Meneruskan Pelayanan Surga dan Bumi

Salah satu dari diskusi-diskusi yang paling krusial dalam kepemimpinan adalah regenerasi. Beberapa pekerjaan tidak di maksudkan untuk selesai dalam satu generasi. Nyatanya, banyak pekerjaan-pekerjaan penting yang tidak dapat diselesaikan dalam satu era saja. Orang-orang menyerahkan pekerjaan-pekerjaan penting dari satu generasi ke generasi berikutnya, mengharapkan perkembangan dan penyelesaian. Urusan Surga dan bumi adalah pekerjaan yang paling penting di jagad raya ini, dan itu tidak akan selesai sampai Yesus datang kedua kalinya. Menjelang akhir hayatnya, Paulus meneruskan urusan pelayanan tentang surga dan bumi kepada Timotius muda dan memerintahkannya: “Apa yang telah engkau dengar daripadaku didepan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain” (2 Timotius 2:2).

Paulus dengan sengaja mengkaitkan gagasan regenerasi ini dengan pendidikan. Ini mengingatkan akan pengutusan Yesus: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan dibumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Matius 28:18-20). Oleh karena itu, salah satu dari focus pendidikan Kristen adalah regenerasi. Dan karena manusia secara natural bertumbuh, dan pertumbuhan kita bergantung pada jenis pendidikan yang kita jalani, maka jika kita harus mempersiapkan generasi berikutnya untuk menerima tongkat estafet dari leluhur kita, persiapan tersebut harus bertujuan mengajar semua generasi berikutnya bahwa mereka harus tahu dan menguasai supaya dapat dengan benar memegang tongkat yang akan mereka terima.

Paulus meminta Timotius untuk meneruskan pelayanan ini kepada orang-orang yang dapat dipercayai. Paulus ingin memastikan bahwa rahasia surga dan bumi yang telah diungkapkan kepada Timotius akan jatuh ke tangan-tangan yang tepat. Sangat penting bagi Timotius untuk menemukan orang-orang yang dapat dipercaya dengan rahasia tersebut. Mengapa? Karena rahasia tersebut adalah untuk usaha pelayanan pekerjaan Kerajaan Surga. Tetapi barangsiapa yang kepadanya dipercayakan rahasia kerajaan Surga adalah seperti yang disebut Petrus sebagai “a royal priesthood” (1 Petrus 2:9). Dengan kata lain, rahasia ini harus deteruskan kepada siapa saja yang juga bekerja didalam Kerajaan sebagai warga kerajaan. Garis pekerjaan ini tidak dapat diteruskan kepada orang-orang yang tidak dapat dipercaya. Sama seperti layaknya seorang raja tidak bisa meneruskan tampuk kepemimpinannya kepada seorang pangeran yang ceroboh, Timotius juga tidak boleh meneruskan rahasia dan pelayanan tersebut kepada mereka yang tidak dapat dipercaya. Tidak hanya rahasia dan pelayanan tersebut harus diteruskan secara eksklusif kepada siapa saja yang dapat dipercaya, tetapi kepada siapa saja yang juga berkualitas untuk mengajar yang lain. Oleh karena itu, perintah Paulus kepada Timotius mengandung dua syarat untuk pembawa tongkat yang selanjutnya: dapat dipercaya dan dapat mengajar. Bagaimana caranya Timotius dapat menemukan orang-orang seperti itu di dunia? Jawabannya sederhana. Seperti halnya pertumbuhan kita ditentukan oleh pendidikan yang kita terima, tidak semua pendidikan dapat melakukannya, tetapi hanya pendidikan Kristen yang memiliki semua persyaratan untuk menghasilkan orang-orang yang dapat dipercaya dan dapat mengajar.

Dalam hal ini, Pendidikan Kristen harus mengajar murid-murid Yesus untuk mengajar. Mengajar bagaimana mengajar adalah jenis subyek yang biasanya diabaikan oleh pendidik. Dalam bisnis pendidikan, banyak pendidik yang cenderung berasumsi bahwa mengajar itu wajar. Banyak dari kita percaya bahwa para guru dilahirkan bukan dibentuk. Fakta bahwa banyak professor di universitas yang cuek dengan cara mengajar tidak ada hubungannya dengan apakah mereka dilahirkan dengan bakat mengajar atau tidak, tetapi sebaliknya ada hubungannya dengan apakah mereka pernah diajar bagaimana mengajar. Kita sering beranggapan bahwa mahasiswa-mahasiswa Fakultas Keguruan tahu bagaimana mengajar dan oleh karenanya kita tidak mengajarkan dengan cukup bagaimana mengajar. Karena pengutusa Yesus adalah untuk menjadikan semua bangsa murid Nya dan mengajar mereka segala sesuatu yang Dia perintahkan, berkaitan dengan instruksi Paulus kepada Timotius, adalah sangat penting untuk Pendidikan Kristen untuk mengajar para Kristiani bagaimana caranya mengajar.

Timotius mengikut Paulus dengan sepenuh hati. Paulus mengajar Timotius untuk dapat dipercaya dan dapat mengajar. Paulus mengajarkan Timotius rahasia surga dan bumi. Paulus mengajar Timotius natur dari pelayanan yang akan diteruskannya. Semua ‘apa’, ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’ dari pelayanan surge dan bumi dipelajari Timotius melalui Paulus. Lalu ketika Timotius siap, Paulus meneruskan pelayanan kepadanya untuk dilanjutkan. Jenis pelayanan ini hanya berakhir ketika Yesus datang kembali. Suatu pendidikan yang menyatakan dirinya sebagai Kristen tetapi tidak berjuang untuk meneruskan rahasia dan pelayanan tentang surga dan bumi kepada generasi selanjutnya bukanlah pendidikan Kristen. Suatu pendidikan yang menyatakan dirinya sebagai Kristen tetapi tidak berusaha untuk menghasilkan kepercayaan dan kemampuan untuk mengajar orang lain juga bukanlah pendidikan Kristen. Oleh karena itu, adalah urusan pendidikan Kristen untuk secara terus menerus meneruskan pelayanan surga dan bumi kepada generasi berikutnya yang dapat dipercaya dan dapat mengajar sampai kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus yang kedua kalinya.

Translated by:
Lea S. Surjantoro

No comments: